20 Desember 2009

Jika Engkau Tak Menjadi Mawar, Janganlah Engkau Menjadi Duri

Setiap orang harus berusaha untuk kesenangan orang lain, jangan hanya menginkan kesenangan dirinya meskipun orang lain berada dalam kesulitan! Ia juga harus berusaha untuk menghilangkan beban dari punggung-punggung orang lain, bukan malah memberati mereka dengan beban-bebannya! Ia juga harus memaafkan kesalahan mereka, bukannya malah menjatuhkan mereka ke jurang kesalahan! Ia harus berusaha menjaga kemulian orang lain, bukannya berusaha mencemarkan kemuliaan mereka! Ia harus berbuat untuk menghilangkan rasa lapar orang lain, bukannya malah merampas roti dari mulut mereka! Ia berada diantara dua perangai: perangai malaikat dan perangai hewan. Lihatlah yang mana yang dipilihnya! Hewan tidak suka melayani orang lain; sedangkan malaikat yang dilakukannya adalah kasih saying dan melakukan kebajikan untuk orang lain.
Kesimpulannya: Itulah diri Anda. Maka bagaimana saja Anda membuatnya, Anda akan lihat perbuatan Anda. Apabila darinya Anda membuat serigala, musang, atau binatang ternak. Maka ia akan menjadi seperti yang Anda perbuat. Sedangkan jika Anda membuat malaikat darinya, maka malaikat pula yang akan jadi. Selama Anda tak mencapai sifat-sifat malaikat dengannya, maka tempat Anda tak akan di surga dan di alam yang tinggi. Selama Anda tak menjadikan diri Anda sahabat para malaikat, maka mereka tak akan datang berbondong-bondong untuk mengunjungi Anda. Malam Anda yang pertama adalah di alam kubur. Adapun setelah itu, Anda akan dikumpulkan di alam-alam lain dalam bentuk yang Anda buat untuk diri Anda.

16 Desember 2009

Hujan Di Musim Desember

Sejenak Aku berpikir seperti kerbau di cocok hidungnya. Aku tak biasa menghadapi hal yang seperti ini. Juga tak pernah sudi menanggung resiko-resikonya. Namun, entah di nyana hal itu rupanya terjadi juga kepada Aku. Aku hanyalah manusia biasa yang sama seperti lainnya. Bukan manusia super layaknya Superman, Spiderman, Batman dan semua manusia super yang lainnya dalam tokoh utama sekuel film-filmnya. Mungkin semua orang sudah tahu siapa Aku sebenarnya. Dan tidak menutup kemungkinan ada juga yang tidak tahu tentang Aku. Ya, itu semua bagi mereka yang tertutup mata hatinya dari kenyataan yang ada. Andai mereka tahu siapa Aku yang sebenarnya, andai mereka mengerti dan memahami Aku yang sesungguhnya, pasti mereka  tidak bakalan menganggap Aku seperti ini. Hati Aku sakit merintih-merintih. Aku coba mencari obatnya dari satu tempat ke tempat yang lain. Hingga seluruh dunia Aku jelajahi. Dari ujung utara sampai ujung selatan. Dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tapi itu semua nihil. Tak ada satu pun obat yang Aku temukan dan dapatkan. Akhirnya, Aku pun pasrah dan terima kenyataan yang ada. Ya, walaupun luka di hati Aku semakin menganga dan terus-menerus dikoyak-koyak oleh mereka. Aku hanyalah seorang manusia yang bodoh pikir Aku. Dan Aku pun terima dengan ikhlas.

11 Desember 2009

Dialog Hati


Malam itu..
Tadi malam, kamu tahu nggak ?!
Sekujur tubuhku beku kaku
Merintih, lalu meronta-ronta tak sadarkan diri
Berharap cemas bagai sakaratul maut
Menanti kilau putih permata hati;
Dan selalu kurindui
(*
Dingin kali ini membuatku gelisah, tiada henti
Jiwa yang beku tak berdaya ini semakin;
Terseret dibawa derasnya aliran sungai
Setiap kali terbentur dengan bebatuan cadas
Selalu merintih-rintih
Auuuh….
Ouch…..
Aduhh…..!

Lekaslah !
Lekaslah, kau berbenah diri !
Tinggalkanlah, sejak dini !
Sebelum waktu bergulir lebih jauh
Agar engkau tak merugi
Lekaslah, kau berbenah diri !
Buanglah, sejak dini !
Getirnya sakit hati yang kau ratapi
Berganti cinta yang suci putih
Lekaslah, kau berbenah diri !
Kerjakanlah, sejak dini !
Beramal sejati, berilmu luas
Dengan taringmu yang sekuat baja
Lekaslah, kau berbenah diri !
Gapailah, sejak dini !
Badan kaya, rohani pun sehat
Nafsu
Saat tiba waktunya
Aliran darah pun memuncak
Keinginan untuk bisa memiliki
Dan memang harus dimiliki
Bila nafsu menguasai hati
Pastilah manusia kan terbohongi
Oleh cara licik yang ditempuhnya
Biar saja!
Semua orang membenci
Asalkan nafsu terpenuhi
Akan bahagia dengannya
Karenanya hidup ini berseni
Kenikmatan sesaat
Ya, memang rasanya enak
Sungguh sangat nikmat
Biarlah itu berlalu
Lelah, kuakhiri ini..
Penantian panjang nan berliku
Demi satu tekad
Yang harus terpenuhi
Ah, biarlah itu semua berlalu
Luka itu…
Deru air mata ini…
Seakan tertumpah tiada penghalang
Mengingat kisah itu,
Mulutku terbungkam membisu
Air mataku pun luluh bagai abu
Menggores luka kelam kelabu
Namun…
Aku tak kuasa menolongnya
Menghindarkan dirinya dari luka itu
Aku hanya bisa terpana menyaksikannya
Membiarkan dirinya terkena luka itu
Maafkan aku…ibu…..
Maafkan aku…ibu….
Fenomena fajar
Fajar menyingsing
Kumandang adzan shubuh menggema
Kokokkan ayam jago pun ikut meramaikan
Suasana pagi ini
Sekelompok manusia sedang asyik bersiap diri
Mengenakan sarung dan kopiah putih
Tak terkecuali sorban panjang warna hijau
Pergi berduyun-duyun menuju rumah harapan
Dan kedamaian
Bertekadkan satu niat lillahita’ala

Prenduan, 11 Agustus 2009 M.

10 Desember 2009

Lewat Lagu Ku Bahagia milik Sherina; Merubah Ulat Menjadi Kupu-kupu







Lirik lagu:
Ku Bahagia
Kita Bermain-main
Siang-siang hari senin
Tertawa satu sama lain
Semua bahagia...3x
Kita berangan-angan
Merangkai masa depan
Dibawah kerindangan dahan
Semua bahagia...3x
Chorus:
Ma....ta....ha....ri....
Seakan tersenyum
Reff:
Walau makan susah
Walau hidup susah
Walau tuk senyum pun susah....
Rasa syukur ini....karena bersamamu
Juga susah dilupakan....2x
Back to reff:
Oh....ku bahagia
Oh....ku bahagia
***
Hidup dan kehidupan adalah dua kata yang mempunyai makna berbeda. Hidup itu sendiri berarti tidak mati. Masih bisa menghirup udara segar. Masih bisa mencium bebauan yang wangi semerbak. Dan tidak suka mencium bebauan yang busuk. Sedangkan Kehidupan merupakan sebuah karunia dari tuhan yang tiada taranya. Didalamnya antara saya dan kamu saling berinteraksi. Antara dia dan mereka saling berkumpul dan bersenda gurau. Sungguh sulit mendefinisikan makna kehidupan. Kalau terus dipikirkan cuma menghabiskan sisa umur dalam kebingungan. Ia tidak bisa ditebak-tebak seperti halnya soal a,b,c-an untuk anak SD. Ia juga tidak bermuara pada suatu tempat. 
Namun yang pastinya, kita bisa merasakannya dalam dunia ini. Yaitu dengan mensyukuri atas nikmatnya hidup sampai saat ini. Kehidupan bukanlah suatu musibah, tapi sebuah jalan untuk menemukan jati diri. Sebuah masa untuk menggapai masa depan yang di idamkan. Sebuah wacana umum untuk dijadikan alasan oleh para petualang, pejuang, dan pengelana. Walau dalam menjejakinya penuh dengan aral serta rintangan yang menghadang. Justru batu terjal itu menjadikan mereka semakin tegar sekeras batu karang di lautan.Walau dihantam ombak terus-menerus sampai terkikis habis, Ia masih punya harapan untuk terus berdiri tegar walau kaku menghadapi terjangan gelombang-gelombang pasang yang mengganas. Begitu juga, dengan kisah perjalanan hidup seorang bocah ingusan yang tiap harinya harus mengayuh sepeda tuanya menuju tempat kunci untuk menggapai masa depan yang cerah. Bisa dibilang sukses. Ya, dialah seorang yang bernama "lintang", yang mempunyai rumah sangat jauh jaraknya dengan tempat belajarnya. Kita bayangkan saja jarak antara rumah dengan sekolahannya sekitar 10 Km. Sebuah prestasi tinggi dan mulia bagi yang dapat merasakannya. 
Namun takdir berkata lain, Ia harus putus sekolah ketika masih duduk di kelas lima. Karena ayahnya yang sebelumnya menjadi tulang punggung keluarga meninggal (hilang) di lautan lepas. Ia sendiri karena sebagai anak tertua dari ketiga adiknya, harus rela mengorbankan masa-masa belajarnya di ganti dengan kerja keras dan banting tulang demi menghidupi ketiga adiknya. Akan tetapi, walau ia secara fisik tidak bisa sekolah seperti teman-teman sebayanya, Ia masih mempunyai mimpi-mimpi dan semangat  untuk terus berjuang dalam menggapai semua impian-impiannya. Ia juga telah sukses menanamkan nilai perjuangan kepada seorang Andrea Hirata yang berasal dari daerah terpencil Belitong namanya, hingga ia berhasil menyandang predikat "Cumlaude" dari Universitas Sorbone, Perancis. Selain itu, Ia juga merupakan seorang penulis ulung. Lihat saja karya Tetralogi Laskar Pelanginya laris manis terjual diseluruh belantara indonesia bahkan sampai ke negara tetangga. Bahkan juga telah sukses di filmkan dan mendapatkan penghargaan piala FFI dibawah sutradara profesional Riri Reza dan diproduseri oleh Mbak Mira Lesmana. 
Begitulah kiranya isi yang dikandung dari lirik lagu Ku Bahagia milik Sherina. Seperti halnya puasanya ulat ketika ingin menjadi kupu-kupu yang elok jika di pandang mata. Yang di sebut proses metamorfosis dalam ilmu zoologi. Yang perlu diketahui bagi kita semua adalah hikmah berubahnya seekor ulat menjadi seekor kupu-kupu yang memiliki dua sayap cantik nan elok dan disukai oleh hampir semua manusia ini, membutuhkan waktu dan perjuangan yang sangat lama untuk merubah wujudnya. Ia harus berpuasa bulan-bulanan tanpa pernah merasa ngeluh sedikitpun. Inilah sebuah filosofi hidup yang harus dimiliki oleh kita semua.**

Dok. Sang pengelana

Pola Pikir Adalah Sumber Motivasi Hidup


Setiap orang pasti punya pola pikir dalam menjalani kehidupan ini. Tidak semuanya pola pikir itu sama antar satu sama lainnya. Pasti semuanya berebeda-beda. Oleh karena itulah, kita perlu mempunyai pola pikir sendiri dalam hidup ini. Karena pola pikir adalah sebuah sumber motivasi untuk bisa hidup lebih baik dari hari ke hari. Berikut adalah Mind Map Saya:

Kasih Ibu Sepanjang Masa




Sejak kecil dulu hingga dewasa sekarang, hingga aku menjadi bintang. Engkau telah mendidikku dan mengasuhku dengan penuh keikhlasan dan ketulusan. Jika aku menangis engkau membelaiku dengan penuh kedamaian, jika aku sakit engkau selalu menjagaku dari pagi hingga tengah malam yang terkadang diterpa udara dinginnya yang bisa menusuk kulit keriputmu yang agak kehitaman, dan seakan yang sakit itu dirimu sendiri. Entah harus dengan apa dan bagamana aku bisa membalasmu?.
***






Oh…Ibuku…
Alunan kasihmu tak kan pernah
Ku lupakan

Walau berjuta rintangan menghadang
Ku kan selalu bertahan
Oh…Ibuku…

Getaran dawai hatimu
Mencerahkan duka dihatiku
Dari pedihnya kehidupan

***
Pagi itu, tepatnya hari ahad kuberencana merantau kepulau sebelah sana. Karena setelah kurasakan kehidupanku disini semakin tidak layak, yang harusnya makan-makanan bergizi malah sebaliknya makan seadanya”kang penting bisa wareg dan urip” dan yang lebih lagi masalah pendidikan yang sangat-sangat tidak layak dan minim sekali adanya. Sehingga masyarakat penduduk desa ini banyak yang buta huruf dan tertinggal oleh perkembangan zaman.

Bu, Ananda hendak pergi merantau keseberang pulau sana taklain adalah untuk menuntut ilmu sebanyak-banyajnya sebagaimana rasul berkata,”tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China”. Apakah ibu merestui ananda ? tanyaku dengan harap-harap cemas. Nduk, lirih ibuku” ibu akan restui ananda merantau untuk menuntut ilmu, asalkan setelah ananda selesai menuntut ilmu ananda harus mengamalkanya pada setiap orang yang membutuhkanya. Terutama masyarakat didesamu ini.
Setelah memohon restu kepada ibuku untuk pergi merantau, kedua bola mataku semakin tidak mendukungku untuk berlama-lama mengobrol dengan ibuku, badanku pun terasa letih sekali dan akhirnya”Bu, ananda ngantuk sekali, izinkan ananda untuk pergi tidur ke kamar”. Ya sudahlah nak, “pergilah sana tidur besok kamu akan menempuh perjalanan jauh”. Jawab ibuku.

Akupun tidur sangat pulas sekali. Aku dibawa mimpi-mimpi yang indah, dan mimpi itu tak kan bisa dilukiskan dengan tinta hitam pulpenku ini.” Kecipak, byur…byur…byur aku terbangun dari tidurku dengan malas setelah mendengar suara siraman-siraman air itu dari kamar mandidengan malas. Kulirik jam bekerku yang sedari tadi bertengger diatas difan mungilku ini, dan menunjukkan pukul 02.30 dini hari. Akupun lansung beranjak dari atas kasurku yang lusuh dan segera berjalan menuju arah asal suara siraman air itu dengan gontai. Oaaah… aku menguap dengan malas sekali. Setelah sampai kearah asal suara siraman itu tiba-tiba kulihat sesosok wanita tua paruh baya yang rupanya adalah ibuku yang tengah selesai mengambil air wudhu dan hendak mendirikan tahajjud(shalat malam). Memang ibuku adalah seorang muslimah yang rajin beribadah dan taat mengerjakan amalan-amalan shunnah rasul-Nya. Sedangkan ayahku yang sama taat sepertinya telah wafat dua tahun lalu. Aku beruntung dilahirkan dari rahimnya. Hingga aku tumbuh sehat dilingkungan ahli ibadah dan berbudi luhur. Oaaah… kantuk kembali menyerangku, aku pun lansung bergegas menuju kamar ku lagi dan blug, aku kembali tidur diatas kasurku yang lusuh. Namun beberapa saat setelahnya aku berbaring, aku mendengar sayup-sayup suara penuh kelembutan sedang mengadukan dirinya kepada Sang Rabb semesta alam. “ya Allah, hambamu yang lemah ini memohon kepadamu dengan penuh ketulusan dan keikhlasan, mengharap pada-Mu agar anak hamba satu-satunya yang hendak merantau jauh diberi kekuatan lahir batin agar selamat dan bisa sampai ketempat rantauan dengan sehat wal’afiat. Lindungilah ia dari segala mara bahaya, tempatkanlah ia disisimu bersama orang-orang yang shalih. Amien…ya robbal’alamien.

***
Pagi pun menjelang, sang surya yang sedari tadi muncul dengan malu-malu kini tengah memancarkan sinar hangatnya keseluruh bumi daratan manusia. Burung-burung pun beterbangan dengan bersorak ria menyambutnya. Namun yang lebih bahagia lagi bagi seorang anak manusia yang tinggal didesa itu, ketika itu tengah bersiap-siap menyiapkan semua bekal yang dibutuhkan untuk diperjalanan nanti.  Bersambung...

Dok. Sang Pejuang


Secuil Isi Hati


Janji Sang Sariboni
Oh…Ibuku…
Alunan kasihmu tak kan pernah
Ku lupakan
Walau berjuta rintangan menghadang
Ku kan terus bertahan
Oh…Ibuku…
Getaran dawai hatimu
Mencerahkan duka di sanubariku
Dari segala pedihnya kehidupan

Kantor Niha’ie, 10 Desember 2009 M.

Derail-derai kerinduan
Habislah tuhan…
Kini ku berada di ujung kematian
Setelah, ku jalani rangkaian kehidupan
Yang terkadang manis juga terkadang pahit
Dan kini…
Berakhir pula masa usiaku
Tinggal menunggu “kapan ia datang?”
Ku bertanya dalam hatiku
Sudahkah kau siap menyambut kedatangannya?
Namun kini…
Ku tak mampu berbuat sesuatu
Karena, waktuku telah berakhir
Diriku berteriak, “Tuhan berilah Aku kesempatan!”
Hamba mohon…

Gazeboo, 10 Agustus 2009




09 Desember 2009


Pembudayaan Pemberdayaan Pribadi Muslim Sebagai Tazkiyah An-Nafs Santri

Di tinjau dari maknanya secara etimologi, kata Tazkiyah An-Nafs berasal dari bahasa arab yaitu, “Azka Yuzki Tazkiyyatan” yang berarti “ Menyucikan atau Membersihkan”, Sedangkan kata “An-Nafs” itu sendiri berarti “ Jiwa (Diri)”. Jadi dari makna kedua kata diatas dapat di definisikan “Penyucian atau Pembersihan Jiwa (Diri)”.
Apabila dicermati, terdapat dua problem mendasar yang umumnya terdapat pada berbagai aktiviti Tazkiyah An-Nafs yang selama ini dilakukan. Pertama, terjadinya penyempitan pengertian Tazkiyah An-Nafs, yaitu hanya sebatas aktiviti individual-ritual. Akibatnya, penyucian atau pembersihan jiwa (diri) baru sekadar memotivasi individu untuk menjaga ibadah mahdhah (shalat, shaum, zakat, haji, dll), akhlak, berdoa, dan beristigfar, serta beberapa ibadah nafilah lainnya.
Kedua, Tazkiyah An-Nafs diindentikkan dengan proses menenangkan hati (kalbu) atau relaksasi. Bahkan alasan perbuatan tidak jarang menjadi alasan mengapa seseorang melakukan Tazkiyah An-Nafs seperti ini. Persoalannya adalah apakah Tazkiyah An-Nafs dalam Islam hanya sebatas hal yang demikian? Lalu dimana letak Islam sebagai penyelesaian atas persoalan hidup manusia, seperti masalah sosial, budaya, ekonomi, hukum, dan politik?
Al-Qur'an dan Hadits adalah dua pusaka Rasulullah SAW. yang harus selalu dirujuk setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang sangat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim.
Pribadi muslim yang dikehendaki Al-Qur'an dan Sunnah adalah pribadi yang shaleh. Pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah SWT.
Persepsi atau gambaran masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyahnya saja.
Padahal, itu hanyalah salah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Bila disederhanakan, setidaknya ada tiga karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim.
1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih). Salimul aqidah merupakan sesuatu
yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya.
Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah. "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam" (QS. 6:162). Karena aqidah yang bersih merupakan sesuatu yang amat penting, maka pada masa awal da'wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid.
2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar). Shahihul ibadah merupakan salah satu
perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: "Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat". Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh). Matinul khuluq merupakan sikap dan
perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah SWT maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.
Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Qur'an. Allah berfirman yang artinya: "Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung" (QS. 68:4).
Maka untuk tujuan itulah, mengapa kiranya pemberdayaan pembudayaan pribadi muslim menjadi tolak ukur dalam Tazkiyah An-Nafs seorang santri. Nah, dengan menjadikan santri-santrinya manusia-manusia yang memiliki kebiasaan dan budaya hidup pribadi muslim itu, maka akan terciptalah generasi-generasi muslim yang unggul dan berkualitas sekaligus Mutafaqqih Fiddin. Yang berguna bagi dirinya khususnya, dan orang lain pada umumnya. Utamanya dalam menegakkan misi islam Izzil Islam Wal Muslimin. WaAllahu A'lamu Bishowwab

Normalisassi Peraturan Pondok bagi santri kelas akhir, akankah menjadi benang merah muhasabah diri?

Hari Jum'at lalu, Bapak Kiyai Muhammad Idris Jauhari memberi memo kepada Lajnah Nihaiyah untuk segera mengumpulkan santri kelas akhir didepan masjid jami' ba'da kuliah shubuh. Beliau hendak menyampaikan semua unek-uneknya yang telah lama beliau simpan dihati. Acara pun beliau buka. Diawal pembicaraan beliau bertanya, "Apakah Sudah Berjalan Normal Semua Program-program Pondok selama dua bulan ini?" jawab para santri kelas akhir, "…… Lamma …" dengan wajah tertunduk. Kalian adalah para mu'alliem, para pengurus organtri ISMI, para musahhil rayon, dan sebagai seorang santri AL-AMIEN yang memang seharusnya sudah memahami tentang Nidhomul Ma'had dan Shunnah-Shunnahnya. Di AL-AMIEN ini proses pendidikannya yang berjalan selama 24 jam di bagi menjadi lima waktu, yakni: Barnamij Fajariah (Waktu Fajar), Barnamij Shobahiyyah (Pagi Hari), Barnamij Nahariyah (Siang Hari), Barnamij Masaiyah (Sore Hari), dan Barnamij Lailiyah (Malam Hari).
Dalam hal ini, kalian adalah yang paling bertanggung jawab dalam melaksanakan Barnamij Nahariyah dan Barnamij Masaiyah. Untuk Barnamij Nahariyah, yakni setelah para santri shof Kelas I sampai shof Kelas lima pulang dari masing-masing marhalah diisi dengan kegiatan KOMDAS B. Kegiatan KOMDAS B ini waktu pelaksanaannya hanya dua hari dalam sepekan, yaitu; hari Ahad untuk materi KOPWIRA dan KESTRAM, dan hari Selasa untuk materi ORKESLING. Sedangkan sisanya diisi dengan kegiatan dari masing-masing pribadi semua santri. Mungkin diisi dengan kegiatan tidur siang, atau belajar bersama kelompok, dst. Sedangkan untuk Barnamij Masaiyah yaitu diisi dengan kegiatan KOMPIL B, yaitu waktunya mulai ba'da sholat Ashar sampai menjelang maghrib pukul 16.30 WIB atau setengah lima sore. Pada kegiatan KOMPIL B ini, para santri tinggal bebas memilih kegiatan apa yang mau diikuti yang memang sudah menjadi bakat dan memang kesukaan (hobi) atau hanya sekedar ikut-ikutan teman akrabnya. Nah, disinilah kalian diharuskan untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam melaksanakannya.
Namun, yang menjadi persoalan adalah selama dua bulan ini Barnamij Nahariyah dan Barnamij Masaiyah yang meliputi kegiatan KOMDAS B dan KOMPIL B, masih belum berjalan dengan maksimal bahkan seakan-akan tidak pernah ada. Jadi sekali lagi Bapak Kiyai berkata, "Apakah Sudah Berjalan Normal Semua Program-program Pondok selama dua bulan ini?". Kita hanya bisa tertunduk malu didepan beliau "Bukankah Begitu?". Hanyalah hati sanubari kita yang bisa mengambil hikmah dari semua ini. Kewajiban kita sekarang adalah Apakah kita bisa mengambil benang merah dari program "Normalisasi Peraturan Pondok" yang dalam bahasa arab Arab disebut "Taswiyatu Nidhoom Al-Ma'had” ini?!.
Hari Jum'at lalu, Bapak Kiyai Muhammad Idris Jauhari memberi memo kepada Lajnah Nihaiyah untuk segera mengumpulkan santri kelas akhir didepan masjid jami' ba'da kuliah shubuh. Beliau hendak menyampaikan semua unek-uneknya yang telah lama beliau simpan dihati. Acara pun beliau buka. Diawal pembicaraan beliau bertanya, "Apakah Sudah Berjalan Normal Semua Program-program Pondok selama dua bulan ini?" jawab para santri kelas akhir, "…… Lamma …" dengan wajah tertunduk. Kalian adalah para mu'alliem, para pengurus organtri ISMI, para musahhil rayon, dan sebagai seorang santri AL-AMIEN yang memang seharusnya sudah memahami tentang Nidhomul Ma'had dan Shunnah-Shunnahnya. Di AL-AMIEN ini proses pendidikannya yang berjalan selama 24 jam di bagi menjadi lima waktu, yakni: Barnamij Fajariah (Waktu Fajar), Barnamij Shobahiyyah (Pagi Hari), Barnamij Nahariyah (Siang Hari), Barnamij Masaiyah (Sore Hari), dan Barnamij Lailiyah (Malam Hari).

Dalam hal ini, kalian adalah yang paling bertanggung jawab dalam melaksanakan Barnamij Nahariyah dan Barnamij Masaiyah. Untuk Barnamij Nahariyah, yakni setelah para santri shof Kelas I sampai shof Kelas lima pulang dari masing-masing marhalah diisi dengan kegiatan KOMDAS B. Kegiatan KOMDAS B ini waktu pelaksanaannya hanya dua hari dalam sepekan, yaitu; hari Ahad untuk materi KOPWIRA dan KESTRAM, dan hari Selasa untuk materi ORKESLING. Sedangkan sisanya diisi dengan kegiatan dari masing-masing pribadi semua santri. Mungkin diisi dengan kegiatan tidur siang, atau belajar bersama kelompok, dst. Sedangkan untuk Barnamij Masaiyah yaitu diisi dengan kegiatan KOMPIL B, yaitu waktunya mulai ba'da sholat Ashar sampai menjelang maghrib pukul 16.30 WIB atau setengah lima sore. Pada kegiatan KOMPIL B ini, para santri tinggal bebas memilih kegiatan apa yang mau diikuti yang memang sudah menjadi bakat dan memang kesukaan (hobi) atau hanya sekedar ikut-ikutan teman akrabnya. Nah, disinilah kalian diharuskan untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam melaksanakannya.
Namun, yang menjadi persoalan adalah selama dua bulan ini Barnamij Nahariyah dan Barnamij Masaiyah yang meliputi kegiatan KOMDAS B dan KOMPIL B, masih belum berjalan dengan maksimal bahkan seakan-akan tidak pernah ada. Jadi sekali lagi Bapak Kiyai berkata, "Apakah Sudah Berjalan Normal Semua Program-program Pondok selama dua bulan ini?". Kita hanya bisa tertunduk malu didepan beliau "Bukankah Begitu?". Hanyalah hati sanubari kita yang bisa mengambil hikmah dari semua ini. Kewajiban kita sekarang adalah Apakah kita bisa mengambil benang merah dari program "Normalisasi Peraturan Pondok" yang dalam bahasa Arab disebut "Taswiyatu Nidhoom Al-Ma'had” ini?!.
Diposkan oleh Gerbang Nirwana di 14:21 0 komentar Link ke posting ini
Label: Buletin Niha'ie 2010
13 Oktober 2009
Yakinlah pada Diri Sendiri

Masih jelas dalam ingatan saya ketakutan-ketakutan saya di waktu kecil. Saya merasa terus dikejar-kejar oleh sesuatu yangh menakutkan, sekaligus pula dihinggapi rasa sangsi terhadap diriku sendiri. Karena itu, Saya lalu berpikir bahwa diri saya tidak becus, saya merasa rendah diri. Saya berkata dalam hati bahwa saya tidak bisa mencapai sesuatu dengan otak saya dan pribadi saya. Saya jadi pemalu, suka mengucilkan diri, segan bergaul. Pendek kata saya menjadi manusia yang penakut. Orang-orang menganggap Pembawaan saya itu sebagai diri saya yang sebenarnnya. Sampai pada suatu malam, sebelum hari wisuda, kami mengadakan pesta perpisahan di lingkungan asrama dengan tamu kehormatan Drs. Hermawan. Tubuhnya tinggi dan kekar. Ia memiliki kepribadian yang demikian kuatnya, sehingga seolah-olah ia bisa membaca jalan pikiran seseorang. Ia bisa membaca sifat, kelebihan, dan kelemahan seseorang. Sehabis acara beliau berkata, "Datanglah kerumah saya besok pagi, Sunar. Saya ingin berbincang-bincang denganmu." Maka, dengan rasa takut meliputi diri saya.
Apakah saya tidak lullus mata ujian Akuntansi? Tidak mungkin. Sebab, besok adalah hari wisuda. Nilai indeks prestasi saya pun selama ini tidak bermasalah. Dalam perjalanan pulang kami berbincang mengenai kehidupan, yang bisa dibangun dengan baik melalui cara berpikir yang benar, keyakinan yang teguh, dan tindakan yang cepat. Tatkala kami tiba dirumah beliau, beliau berddiri sejenak dan meletakkan tangannya ke atas bahu saya, "Sunar", katanya. "Saya yakin akan kemampuanmu. Karena itu, belajarlah memanfaatkan kemampuanmu itu. Saya yakin kamu bisa menjadi penulis yang hebat. Saya telah membaca artikelmu di majalah pondok. Analisamu cukup tajam dan berbobot, tapi ada keraguan dalam membahas permasalahan." Lalu, ia menatap wajah saya agak lama, "Akan tetapi," demikian ia melanjutkan. "kamu harus belajar percaya pada dirimu sendiri. Buanglah rasa takut dan rendah diri serta keragu-raguan dalam dirimu itu. Janganlah takut terhadap siapa-siapa atau terhdap apapun juga. Juga tidak terhadap dirimu sendiri. " Ia menepuk bahu saya keras-keras dan berkata, "Saya senang padamu, dan akan tetap yakin atas kemampuanmu. Tak perlu kamu takut. Lupakanlah rasa takut itu, dan hiduplah dengan sikap leluasa." Saya merasa hati saya melambung setinggi gunung. Orang yang terkenal sebagai Guru killer itu menaruh kepercayaan terhadap diri saya. Rasa takut dan rasa malu saya tiba-tiba hilang lenyap. Mulai saat itu batin saya merasa lega. Tentu saja saya masih mengalami pasang surutnya rasa takut dalam diri, akan tetapi saya telah memperoleh bekal kemenangan dari beliau bahwa saya bisa memegang peranan yang penting dalam hidup ini. Saya sadari bahwa inilah saat yang terakhir kalinya saya masih sempat bertemu dengan orang ini di dunia. Ia begitu saya kagumi. Saya menjabat tangan beliau dengan sangat erat, sdanglkan nbeliau menonjok perut saya dengan tinjunya yang ringan. "Saya senang padamu, anak muda!" demikianlah tukasnya dalam tulisannya kemudian. "Saya yakin kau akan menjadi seorang yang berkepribadian kuat. Majulah terus dan sedikit pun kau tak perlu merasa takut." Demikianlah, dalam mengatasi kesulitan rasa takut, yang terpenting adalah diri Anda itu harus merasa bebas dari semua konflik batin, sehingga Anda bisa melakukan pendekatan terhadap suatu keadaan dengan sikap wajar. Ambilah langkah-langkah pendahuluan yang tepat. Percayalah pada Tuhan, pada diri Anda sendiri, dan pada orang lain. Lalu, laksanakanlah tugas Anda sehari-hari tanpa perlu Anda merasa takut atau cemas sedikit pun juga. red (Buat teman-teman saya yang sekarang mengabdi di lembaga-lembaga seluruh Indonesia, pesan kami para abdi dalam "Janganlah merasa takut pada hal apapun selama kita tidak pinya masalah, percayalah pada diri sendiri dengan seyakin-yakinnya. "Al-I'timadu 'Ala Nafsi Asaasun Najah")
Diposkan oleh Gerbang Nirwana di 14:49 0 komentar Link ke posting ini
Label: Motivasi
Tumbuhkan Dasar-Dasar Kekayaan Pribadi
“ Siapa yang mencintai uang tidak akan puas dengan uang, siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilan. Kekayaan pribadi itu adalah kebijaksanaan dan pengertian.”

Tidak ada seorang pun dimuka bumi yang ingin hidup miskin atau melarat. Semua orang pasti mendambakan hidup yang serba berkecukupan karena dengan tercapainya sesuatu kekayaan yang memadai, semua yang menjadi kebutuhan kita akan dapat tercapai. Dan bahkan lebih dari itu, secara tidak disadari di dalam pergaulan, kita pun akan mendapatkan suatu kenyataan seseorang yang disegani, dihormati, dan sekaligus akan memperoleh kepercayaan dalam arti kata yang luas dalam kekayaan!!
Saya yakin pula, bahwa di dalam hal untuk mencapai kesuksesan seperti kita inginkan, setidaknya kita telah mempunyai prinsip atau pedoman tertentu. Itu adalah suatu hal yang wajar. Tetapi, disarankan kita untuk dapat secara terus menerus memperbaiki, memperkaya, dan menambah pedoman-pedoman yang dapat mematangkan cara berpikir kita. Pengalaman-pengalaman itu sendiri nanti akan banyak memberikan pelajaran bagaimana seharusnya kita berkehendak dan bertindak. Banyak pengalaman pahit yang akan mencetak seseorang untuk menjadi lebih dewasa. Syaratnya kita hanya perlu meningkatkan kesadaran serta menggunakan “kecerdikan” kita, untuk menimba pengalaman itu yang sebanyak-banyaknya. Kita dapat juga menimba pengalaman dengan mendalami hal-hal penting. Namun, yang lebih penting lagi adalah timbulnya “kecerdikan” yang memadai, karena jika ini sudah tercipta, tidak saja akan mempercepat dari perjuangan atau usaha kita, tetapi juga memberikan pengembangan yang luas pada perjuangan atau usaha kita. red
Diposkan oleh Gerbang Nirwana di 13:40 1 komentar Link ke posting ini
Label: Motivasi
Search

Blog Archive

* ▼ 2009 (5)
o ▼ November (3)
+ Ujian didepan mata: Haruskah Dispensasi Pembayaran...
+ Santri Kelas Akhir Diwajibkan membuat jurnal 3 har...
+ Normalisassi Peraturan Pondok bagi santri kelas ak...
o ► Oktober (2)
+ Yakinlah pada Diri Sendiri
+ Tumbuhkan Dasar-Dasar Kekayaan Pribadi

Labels
Buletin Niha'ie 2010 (3) Motivasi (3)